Takut karena telah kehilangan atau kalah dalam berkompetisi adalah buah dari rasa tidak percaya diri dan tidak adanya keyakinan atas cinta itu sendiri. Hingga sebegitu mudahnya kemudian berusaha keras membuat orang yang telah pergi dan pesaingnya itu untuk menjadi sama-sama sebagai pecundang yang tidak memiliki cinta. Yah, barangkali itu mudah dilakukan kepada mereka yang memang sama-sama tidak memiliki keyakinan akan cinta dan selalu senang dengan posisi juara. Sementara bagi yang benar merasakan cinta, tidak pernah ada kompetisi. Silahkan menjadi pemenang, tetapi Pecinta Sejati tahu persis apa dan bagaimana sesungguhnya arti kemenangan itu.
Menjaga agar cinta itu tetap ada adalah yang terberat karena di dalam perjalanan bercinta selalu ada kerikil tajam dan berbagai lubang yang bisa menjerumuskan dan membuat kita jatuh. Diperlukan keyakinan penuh atas apa yang diyakini dan diperlukan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri. Semua ada resiko dan konsekuensinya masing-masing, namun semua itu tidak sebanding dengan Kebahagiaan Yang Senantiasa Abadi.
Jika kemudian harus berpisah, tidak perlu menunjuk jari tetapi tanyalah pada diri sendiri dulu. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya sudah dilakukan?! Kita terlalu mudah menuduh tetapi terlalu pengecut untuk mau bercermin apalagi berjiwa besar untuk mengakui segala kesalahan. Memulai dan mengakhiri sebuah hubungan, diperlukan keduanya dan tentunya bukan salah satu. Toh, Cinta Sejati Akan Senantiasa Abadi Selamanya Ada Di Dalam Hati.
No comments:
Post a Comment